Senin, 15 Agustus 2011

SURAT BUATMU ( Yang pernah menghiasi hari-hariku)



oleh Awa Mansuetus pada 25 Juni 2010 jam 15:01

Kecantikanmu begitu khas yang tidak menyala seperti glamaour perempuan – perempuan dalam pesta, tetap bagai kunang – kunang yang bercahaya tanpa panas, tanpa suara dan tanpa pretense apapun, tetapi sangat berarti bagiku…!!

Psikologiku tak berdaya menghadapi wanita seperti dirimu, jauh kau kurindu namun dekat kau tak tersentuh . Aku sadar bobot dan keadaanku , aku jelas kalah dalam segalanya…….!!

“Pisah” Vonis ini telah kutanda tangani, dan bukan itu yang kutakuti tetapi pada kelanjutannya saat berjumpa dengan dirimu, inilah yang membuat aku takut dan ingin lari dari hadapanmu. Memang ini bukan tingkah terhormat bagi laki – laki, akan tetapi pada saat seperti ini mungkin lari adalah jalan keluar yang terbaik untuk semua pihak, mungkin untuk sementara waktu; tetepi riil dan boleh jadi paling baik untuk dirimu.

Sampai saat ini aku tetap menghormati kedaulatan pemilihanmu, walau dengan jutaan kepedihan dan menghempasakan ketulusan yang telah kubangun dengan susah payah dan dengan dedikasi sepenuhnya.

Saat ini aku dihadapakan pada sesuatu yang maha dalam yang mengejek halus dan murni, seperti wajah bocah tersenyum atau berlinangan air mata, aku masih menghitung pancaran kejujuran dan bobot makna untaian kata – katamu dan deraian air mata saat kau katakan………..

“ Aku mencintaimu dengan segenap jiwaku”

1 komentar:

  1. Hm.... dalam sekali refleksinya..... Luapan perasaan hati yang belum sepenuhnya termanifestasi dalam bahasa.....sebab "bahasa selalu kalah di hadapan perasaan" dan bahwa bahasa itu terbatas untuk memendar segala rasa di hati....
    Blog yang inspiratif.....

    BalasHapus